Selasa, 14 Januari 2014

Mengenal Batu Sungai Dareh di Lokasi Penambangannya

Mengenal Batu Sungai Dareh di Lokasi Penambangannya
Mengenal Batu Sungai Dareh di Lokasi Penambangannya

Batu Sungai Dareh adalah batu permata setengah mulia berwarna hijau muda, tembus cahaya dengan bercak-bercak berwarna hijau tua yang setelah diuji secara gemologi disimpulkan berupa mineral atau batu mulia jenis Idocrase / Idokras disebut juga sebagai batu mulia Vesuanite. Pamornya melejit sejak 2 tahun terakhir, khususnya setelah tersiar berita tentang adanya transasksi sebutir cincin senilai beberapa ratus juta rupiah yang konon dibeli oleh pemuka setempat untuk dipersembahkan kepada pemimpin negeri kita.
Sejauh ini tidak ada banyak orang yang tahu asal muasal batu Sungai Dareh tersebut. Saya pun memperkirakan bahwa batu tersebut berasal dari Sungai Dareh di perbatasan provinsi Jambi dan Sumatera Barat yang pernah saya survei sekitar 40 tahunan yang lalu. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa pada 9-16 Juni 2012, saya dipercaya memimpin tim eksplorasi untuk menilai potensi kandungan emas di salah satu wilayah Kuasa Pertambangan di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Pada kesempatan itulah terungkap bahwa Batu Sungai Dareh berasal suatu lokasi terpencil di Nagari Pasir Talang, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, yang hutannya masih dihuni oleh macan, ular pyton, beruang, pacet dan lain-lain. Lokasi tepatnya dibukit Karang, di hulu anak cabang sungai kandi. Sehubungan dengan itulah maka masyarakat setempat termasuk bupati Solok Selatan kurang senang dengan batu sungai dareh karena temuannya di Sungai Kandi.

Lokasi sungai kandi dapat dicapai dengan mobil dari Kota Padang ke jurusan Kota Padang Aro, ibu kota kabupaten Solok Selatan ( melewati kota muara labuh ), kemudian dilanjutkan ke lokasi bekas base-camp milik Perusahaan Kayu PT AMT ( Andalas Merapi Timber ), melalui jalan yang kurang bagus selama 2 jam.  Di sepanjang perjalanan terlihat beberapa lokasi penambangan emas dan besi. Base-camp PT AMT ini yang terletak ditepi Sungai Kandi dan kondisinya sudah sangat rusak, dijadikan tempat transit bagi penambang Idokras dan juga kami. Pecahan Idokras tampak berserakan di tanah sekitar base-camp. Dari lokasi inilah kami memulai kegiatan eksplorasi emas, antara lain berupa pendulangan pasir sungai di aliran Sungai Kandi didekat base-camp yang alhamdulilah berhasil mendapatkan beberapa butir emas kasar sampai sedang. Konsentrat dulangnya setelah diperiksa di Laboratorium ternyata mengandung 48% mineral magnetit dan 30% mineral Hematit dan Ilmenit. Sementara itu bongkahan batuan yang diambil dari lokasi ini mengandung unsur-unsur tembaga, seng, timah hitam, dan emas, masing-masing 48 gr/ton, 39 gr/ton, 30 gr/ ton, 2 gram / ton, dan 0,006 gr/ton.

Mengapa Batu Mulia Idocrase Mahal ???

Lokasi penambangan Idokras dapat dicapai dengan menggunakan trail seperti yang dilakukan oleh penambang, atau dengan jalan kaki sekitar 1-2 jam seperti yang kami lakukan. Kegiatan penambangan dimulai sekitar tahun 1985 di Lembah Lubuk Layang-Layang, di Kaki Bukit Karang. Dilembah ini terlihat bekas-bekas galian diantara bongkahan-bongkahan batuan berserakan yang merupakan bagian dari erosi dari batuan primer di kawasan Bukit Karang ( dikenal sebagai endapan kolovial ). Pada sekitar tahun 2011 , PT AMT membuka jalan hutan dengan ekskavator ke arah bukit Karang. Di sepanjang lintasannya terbongkar batuan ubahan jenis meta kuarsit dari Formasi Barisan berumur Parem atau 240-290 juta tahun yang diantaranya mengandung pecahan-pecahan batuan Idocrase.Di lokasi penambangan Bukit Karang terlihat bahwa Idokrasnya ditemukan terlihat urat-urat dalam rekahan-rekahan batuan meta kuarsit yang menurut penelitian geologi sebagai hasil dari kegiatan intrusi batuan Granit berumur kapur atau 63-138 juta tahun ( seperti halnya proses pembentukan emas primer didaerah ini ). Kwasan penambangannya sendiri sangat memprihatikan juga sangat membahayakan bagi para penambang yang pada saat itu berjumlah 30-50 orang.

Idocrase  yang teramati dilokasi penambangan terdiri atas 2 jenis, yaitu idocrase massif yang tidak tembus cahaya dan yang berupa urat-urat tipis tembus cahaya sampai tarsnparent. Jenis yang pertama cukur berlimpah dan dibiarkan berserakan, sementara jenis yang kedua sangat langka dan tersembunyi di celah-celah sempih diantara batuan-batuan meta kuarsit dalam lobang-lobang penggalian.

Hasil analisa kimia dari kedua jenis jenis Idokras diatas mengungkapkan adanya kandungan beberapa unsur logamn tembaga, timah hitam, seng, perak dan emas yang kadar kandungannya masing-masing 171 gr/ton, 124 gr/ton, 20 gr/ton, 5 gr/ton, 0,045 gr/ton. Secara gemologi , batu Idokras memiliki kekerasan 6,5 skala Mohs, berat jenis 3,46 dan indek refraksi sekitar 1,71 dengan pecahan konkoidal mirip pecahan gelas.

Dari uraian singkat diatas diharapkan para gemslover dan kolektor dapat memahami mengapa harga batu mulia Idokras relatif tinggi dibandingkan harga batu permata setengah mulia lainnya. Selain corak warnanya yang langka , untuk mendapatkan di pertambangan tidak mudah dan sangat mengancam jiwa penambangnya. Satu hal yang barangkali perlu dipikirkan oleh Gems-Lovers adalah kemungkinan untuk mengadakan ekskursi ke Sungai Kandi.

Selain pemandangan dan panorama yang sangat indah di sepanjang perjalanan Kota Padang ke Kota Padang Aro, kita juga dapat menyelingi ekskursi kita dengan mengunjungi lokasi penambangan besi, mangan, dan belajar mendulang emas di Sungai Kandi dan ikut berburu Idokras Mulia di Bukit Karang. Kalau gagal mendapatkannya, setidaknya kita dipastikan mendapatkan Idokras yang walaupun jenisnya daging tetapi cukup memadai untuk dijadikan mata cincin atau produk assesoris dan kerajinan lainnya. Semoga Bermanfaat :)

Bandung, 23 Desember 2013 , Sujatmiko / Mang Okim

Sumber : Majalah IGS Edisi Januari 2014
ARTIKEL